Dampak Pandemi, Pengrajin Sangkar Burung Tidak Bisa Menjual Produknya

PONOROGO, rednews.id – Akibat Pandemi Covid-19, pengrajin sangkar burung di Desa Bancar, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo mengeluh karena praktis tidak ada permintaan. Akibatnya, stock produksi menumpuk namun tidak bisa terjual.
Laris (42), seorang pengrajin sangkar burung mengaku, sejak pandemi ini dirinya sama sekali tidak bisa menjual produknya. “Ya karena tidak bisa menjual, jadi stock saya menumpuk.” Tutur Laris.
Diakuinya, meski pandemi ia tetap membuat sangkar burung. Hal ini dilakukan untuk menghabiskan bahan baku yang sudah terlanjur dibelinya.
Pengrajin sangkar burung yang memulai usaha sejak 2012 ini mengatakan, untuk mendapatkan bahan baku bambu dan rotan dirinya tidak mengalami kesulitan. “Kalau bambu saya membeli dari warga sini saja. Tetapi kalau rotan saya dikirim dari Trenggalek.” Kata Laris.
Dampak adanya wabah Corona, Laris mengaku sebulan sekali dirinya bisa menjual produknya hingga dua truk.
“Sebelum ada Corona setiap bulan saya bisa kirim ke Trenggalek sampai 2 Truk. Tapi sejak ada Corona sampai sekarang sama sekali belum bisa menjual. Mudah-mudahan wabah Corona ini segera berakhir, biar ekonomi saya dan pengrajin lain bisa bangkit kembali.” Pungkas Laris penuh harap.
Untuk diketahui pengrajin sangkar burung di wilayah Kecamatan Bungkal menyebar dibeberapa desa. Meski hanya industri rumahan, keberadaanya mampu meningkatkan perekonomian warga setempat.(cr-10)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *