Vaksinasi Masif Cegah Penyebaran PMK di Nganjuk

Nganjuk Rednews.co.id ,Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini menjadi ancaman serius bagi sektor peternakan di Kabupaten Nganjuk, dengan data terbaru menunjukkan bahwa sepuluh kecamatan terpengaruh oleh penyebaran penyakit ini. Pihak Dinas Pertanian dan Peternakan mengambil langkah proaktif melalui vaksinasi masif, ditengah kekhawatiran yang menghantui para koruptor peternak.

Seiring menyebarnya PMK, kesehatan ternak berada dalam risiko tinggi, mempengaruhi tidak hanya hewan, tetapi juga kesejahteraan peternak yang sangat bergantung pada pendapatan dari hasil ternaknya. Dalam upaya mencegah semakin meluasnya wabah ini, Dinas Pertanian dan Peternakan Nganjuk bekerja sama dengan pihak kepolisian dan pihak desa melakukan vaksinasi langsung ke rumah-rumah peternak di desa Gandu, Kecamatan Bagor dan desa Jatirejo kecamatan Nganjuk. (22/01/2025)

Neneng Susanti,Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, menjelaskan bahwa vaksinasi dilakukan dengan mendatangi langsung kandang-kandang ternak. “Kami datang ke lokasi untuk memastikan vaksinasi berjalan efektif dan menyentuh langsung hewan-hewan yang membutuhkan perlindungan dari PMK,” ungkapnya.

Dalam kegiatan vaksinasi ini, selain menyuntikkan vaksin, tim juga memberikan vitamin B kompleks untuk meningkatkan nafsu makan sapi.

“Vitamin ini penting agar sapi tetap sehat dan bertenaga meskipun dalam situasi yang menantang akibat wabah PMK,” tambah Neneng.

PMK saat ini telah menyebar ke 10 kecamatan di Nganjuk, sehingga tindakan pencegahan sangat diperlukan.

“Kami melakukan vaksinasi dengan fokus pada daerah-daerah yang belum terpapar PMK, agar mereka tidak tertular dari wilayah yang sudah terjangkit,” jelas Neneng.

Bagi ternak yang sudah terjangkit PMK, langkah pertama adalah pengobatan dan perawatan, sebelum mereka diperbolehkan kembali berinteraksi dengan hewan lainnya. “Kesehatan ternak yang terinfeksi harus dijaga dengan hati-hati, sehingga proses pemulihan bisa berjalan dengan baik,” tuturnya.

Selain vaksinasi, pihaknya juga menerapkan pengetatan pemeriksaan kesehatan untuk sapi yang akan masuk ke pasar hewan. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa hewan yang dijual bebas dari PMK, sehingga dapat meminimalisir risiko penyebaran lebih lanjut. *Ag3*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *