Natuna rednews.co.id – Kepala Desa Tanjung Balau, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Nuradi, menggagas pembangunan green house sayur terpadu sebagai langkah strategis mendukung program ketahanan pangan nasional. Inisiatif ini direalisasikan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan mengusung konsep pertanian modern dan berkelanjutan.
Green house terpadu ini dibangun di atas lahan milik desa dan dirancang untuk budidaya berbagai jenis sayur-sayuran seperti sawi, selada, tomat, cabai, dan bayam. Sistem pertanian yang digunakan mengadopsi teknologi pertanian tertutup (protected agriculture) yang meminimalkan ketergantungan terhadap cuaca ekstrem dan meningkatkan efisiensi penggunaan air serta pupuk.
“Kami ingin Desa Tanjung Balau tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen pangan. Green house ini menjadi simbol semangat kemandirian desa di bidang pangan,” ujar Nuradi, saat meresmikan lokasi pembangunan green house,”jelas Nurhadi, Selasa (5/8/2025).
Menurut Nuradi, ide pembangunan green house ini lahir dari keprihatinannya terhadap tingginya ketergantungan masyarakat desa pada pasokan sayur dari luar pulau. Selain itu, biaya logistik yang mahal membuat harga komoditas pangan di wilayah Serasan menjadi relatif tinggi. Ia meyakini, dengan memproduksi sendiri kebutuhan pangan, desa dapat menekan biaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Melalui BUMDes, pemerintah desa tidak hanya membangun fisik green house, tetapi juga menginisiasi program pelatihan pertanian modern bagi warga, khususnya generasi muda dan ibu-ibu rumah tangga. Diharapkan, kegiatan ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru.
“Pemberdayaan masyarakat adalah kunci utama keberhasilan program ini. Kita ingin warga bukan hanya jadi penonton, tapi pelaku langsung dalam rantai produksi pangan desa,” tambah Nuradi.
Pemerintah Desa juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Natuna dalam hal pendampingan teknis, penyediaan benih unggul, serta pengelolaan hasil panen. Hasil produksi nantinya akan disalurkan ke pasar lokal, koperasi desa, serta didistribusikan ke sekolah dan instansi pemerintah sebagai bagian dari gerakan konsumsi pangan sehat dan lokal.
Proyek ini mendapat sambutan positif dari warga desa. Banyak dari mereka yang mengaku antusias terlibat dalam kegiatan pertanian modern, yang selama ini dianggap kurang diminati generasi muda.
“Dengan adanya green house ini, saya jadi semangat belajar bertani lagi. Kami juga dapat tambahan penghasilan,” ujar Siti, salah satu warga yang ikut pelatihan.
Langkah Kepala Desa Nuradi dalam membangun green house sayur terpadu ini dinilai sebagai contoh konkret kepemimpinan desa yang inovatif dan responsif terhadap tantangan zaman. Ke depan, Nuradi berharap model pertanian terpadu ini dapat diperluas dan direplikasi di desa-desa sekitar.
“Ini bukan proyek jangka pendek. Ini investasi jangka panjang untuk masa depan desa kita,” tegas Nuradi.
Dengan inisiatif ini, Desa Tanjung Balau menempatkan diri sebagai pelopor ketahanan pangan lokal di wilayah kepulauan, membuktikan bahwa desa pun bisa menjadi pusat inovasi dan kemandirian pangan nasional. ( Agus)


