Bupati Sugiri Tak Ingin Ponorogo Sepi dari Kemeriahan, PRS Sengaja Susul Grebeg Suro

Ponorogo rednews.co.id- tempo dulu benar-benar tersaji bersamaan pembukaan Ponorogo Rikolo Semono (PRS), Rabu (9/7) malam. Seting panggung dan deretan stand yang ada di Alun-Alun Ponorogo didominasi material bambu. Banyak benda peninggalan dari beberapa dekade lampau terpajang. Belum lagi, lalu lalang laki-laki dan perempuan berbusana kain lurik di lapangan besar itu.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menegaskan bahwa PRS yang tergelar kali kedua adalah event kebudayaan. Momen penyelenggaraannya dirasa tepat serampung Ponorogo hingar bingar oleh rangkaian kegiatan Grebeg Suro. “Kemeriahan di Ponorogo harus berlanjut melalui beragam event menarik. Kita adalah nominator nasional untuk menjadi bagian UNESCO Creative Cities Network atau Jejaring Kota Kreatif UNESCO,” kata Kang Giri saat membuka PRS Jilid 2 itu.

Bupati Ponorogo dua periode itu ternyata menaruh ekspetasi tinggi dari gelaran PRS. Yakni, mengenang sejarah untuk membangun karakter. Kang Giri ingin generasi muda menyadari bahwa mereka lahir dari masa lalu. “Maka perlu menghormati ibu, bapak, guru, dan semuanya yang sudah berjasa mengantarkan kita berada di zaman sekarang ini,” terangnya.

Kang Giri menginginkan gelaran event di Ponorogo kental unsur budaya dan agama. Dengan begitu, anak-anak akan tumbuh di lingkungan ideal untuk tumbuh menjadi pribadi yang bermartabat, memiliki sumber daya manusia (SDM) tinggi, dan berakhlak mulia. “Ini adalah cara kami membangun jiwa dan membangun badan sesuai amanat lagu Indonesia Raya,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdagkum) Ponorogo Ringga Dwi Heri Irawan meyakini bahwa PRS mampu menggerakkan perputaran ekonomi. Apalagi, pihaknya membuka banyak stand pameranominfoKominfo bertemakan zaman dulu dan kekinian. “Diisi para pelaku UMKM, mereka dapat mengenalkan produk sekalian menjual langsung ke konsumen,” ungkapnya.

Kata Ringga, PRS berlangsung selama sepekan yang setiap malam dimeriahkan beragam hiburan. Mulai jaranan thek, orkes jadul, campursari, ludruk, layar tancap, dan pertunjukan musik keroncong. Dia kembali menegaskan bahwan gelaran event kali ini tanpa sokongan APBD. ”Pendanaannya semua dari sponsor,” pungkasnya. ( Kominfo/ ADV/ Wied

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *