Diduga RDKK Fiktif, Pupuk Subsidi Dimainkan Kios Pupuk.
BOJONEGORO rednews.co.id – Persoalan Pupuk Subsidi terus bergulir menjadi kegelisahan petani. Pasalnya saat kenaikan harga pupuk tidak diimbangi ketersediaan pupuk, apalagi ditambah rumor tak sedap diduga terjadi permainan serta pengaturan RDKK yang diajukan oleh kelompok tani ke Kios penyedia pupuk. Di desa Brabowan kecamatan Gayam polemik terkait pupuk subsidi makin hangat dan menarik. (7/09/2021)
Pupuk sebagai kebutuhan pokok para petani pada tahun 2021 ini mengalami kenaikan harga. Berdasarkan informasi awak media rednews.co.id gali keterangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elisabet menjelaskan harga pupuk subsidi harus berdasarkan HET atau harga eceran tertinggi. Pupuk bersubsidi berdasarkan Permentan Nomor 49 tahun 2021, Jenis Pupuk Urea 112.500 per sak nya, SP36 120.000 per sak, ZA 85.000 persak, NPK Ponska 115.000 persak, Organik 35 .000 persak. Kios atau Distributor tidak boleh menaikan Harga diluar itu yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Menurutnya sudah ada dasar dari pemerintah dan kios tidak boleh menaikan harga pupuk,” kalau menaikan (ongkos angkut) itu harus persetujuan dengan kelompok tani, HET itu sudah jelas dari pemerintah,” tandasnya (30/09/2021).
Hal tersebut berbeda apa yang terjadi di Desa Brabowan Kecamatan Gayam, dari penulusuran awak media harga pupuk subsidi yang di tetapkan oleh Pemerintah, ternyata lebih mahal dan ada dugaan permainan ganda RDKK terjadi dilapangan.
Fauzan sebagai petani desa Brabowan juga mengungkapkan bahwa tetangganya satu rumah 3 nama tidak punya sawah tapi dapat pupuk subsidi dan masuk di RDKK, ada lagi orang yang tidak punya sawah dan tanah tersebut sudah dibeli oleh SKK Migas ternyata juga masuk di RDKK dan mendapat pupuk subsidi.
“Saya beli pupuk selalu mengambil sendiri di kios, kios tidak pernah mengantarkan, soal harga Pusri saya beli 125 ribu, Ponska 125 ribu, Organik 35 ribu, untuk ZA kosong , dan katanya dalam satu tahun itu harus dibeli” jelasnya.
Luasan garapan Fauzan yang kurang lebih 1,8 hektar hanya mendapatkan pupuk kurang lebihnya 10 sak. yang disesalkan oleh Fauzan dalam menaikan harga pupuk subsidi tanpa ada sosialisasi dari pihak kios, kalau mau disesuaikan dengan RDKK mestinya yang tidak punya sawah tidak masuk di RDKK dan mendapat pupuk penuh, sedang yang punya sawah kurang dari dua hektar malah tidak dapat pupuk, yang lebih dari dua hektar malah dapat pupuk, sedangkan di desa Brabowan sendiri ada kelompok tani Lestari satu, Lestari dua, Lestari tiga, hal tersebut mestinya disosialisasikan dulu bila ada kenaikan harga pupuk.
Lebih lanjut protes Fauzan , pihaknya merasa heran dengan tetangganya yang tidak punya sawah, tidak punya garapan tapi dapat pupuk penuh, ” semua itu orang satu rumah , terus tanah yang sudah dibeli oleh SKK Migas, dan dikerjakan oleh warga, juga dapat pupuk penuh, sedangkan pupuk sendiri datangnya sering telat, kita pun kadang beli diluar” Protesnya keras.
Hal senada juga disampaikan oleh Mulyono, dirinya juga menceritakan terkait sering telatnya pupuk yang datang ke desanya dari dulu, urea harganya 95 ribu persak sekarang menjadi 125 ribu persak itu yang subsidi, yang tidak subsidi dulu 220 ribu sekarang menjadi 300 ribuan, Mulyono juga bila membeli pupuk ke kios selalu datang sendiri ke kios, ungkapnya.
Lanjutnya, pupuk sering telat, Kalau beli non subsidi dulu 220 ribu sekarang 300 ribu.Mulyono biasa beli pupuk diluar desa,l sedangkan dirinya tidak tahu dari pemerintah harga yang sebenarnya , ” jadi saya tidak paham, blaas gak paham dari pemerintah harga yang sebenarnya, karena kios sendiri hanya bilang harga pupuk naik”jelasnya.
Disinggung terkait bila pupuk subsidi dicabut atau dikurangi oleh Pemerintah, Mulyono berharap jangan sampai terjadi hal itu, harga gabah sudah turun drastis, musim tanam pupuk sering telat dan langka .”Kalau bisa subsidi jangan lah dihapus atau di kurangi, gabah sekarang 33 looh. kita harus bagaimana kalau subsidi dicabut” Harapnya
Selanjutnya untuk lebih mendalam lagi terkait hal tersebut diatas awak media RedNews konfirmasi Adi Sucipto Kepala Desa Brabowan namun diarahkan ke Sekertaris Desa (Sekdes) untuk konfirmasi terkait Kios pupuk yang ada didesa tersebut, “saya masih perjalanan bisa kordinasi dengan Sekdes ya,” terang Kades Adi Sucipto.
Saat Sekdes Basuki Riyanto menghubungi Kios pupuk yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun (Kasun) dan juga ketua kelompok tani, Kasun enggan menemui awak media dan Sekdes di Balai desa Brabowan, Saat awak media telpon pun tidak diangkat, WA pun tidak di balas.(SBT)