KOSTI Ponorogo sudah tercatat kali ketiga menggelar Parade Sepeda Tua bersamaan gelaran Grebeg Suro. Kang Bupati menyebut aktivitas event di Ponorogo selalu berkolerasi dengan pendapatan asli daerah (PAD). “Semua pptensi yang ada kita coba ulik agar Ponorogo menjadi maju. Pokoknya setiap kali ada keramaian pasti terjadi belanja yang berarti muncul kesejahteraan,” ungkap Kang Bupati.
Pun, mayoritas peserta parade sepeda mengenakan busana khas Ponorogo. Sebagian yang lain memakai kostum menarik. Sepeda berbahan kayu milik warga Desa Pijeran Kecamatan Siman, Ponorogo, sempat mencuri perhatian.
Ketua KOSTI Ponorogo Sunarto mengatakan, sepeda tua tidak akan kehabisan penggemar. Alat transportasi itu sudah dikenal di Indonesia sejak era 1810-an dan banyak bermunculan sekitar 1910. “Sepeda yang diproduksi zaman penjajahan Belanda dulu sekarang sudah langka,” ujar Sunarto.d
Menurut dia, mengendarai sepeda tua tetap nyaman-nyaman saja. Apalagi, Pemkab Ponorogo peduli dengan menyediakan jalur khusus sepeda di sejumlah ruas jalan protokol. “Kami melestarikan sepeda tua yang mulai langka serta mengajak olahraga bersepeda,” ucapnya. ( Adv/Fer)