BPBD Kabupaten Madiun Lakukan Rapat Koordinasi dan Gladi Kesiapsiagaan Bencana dengan Forum Pengurangan Resiko Bencana

Madiun,Rednews.co.id-Dalam upaya penguatan kesiapsiagaan saat menghadapi potensi bencana, Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar rapat koordinasi bersama Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) dan Gladi Kesiapsiagaan terhadap bencana Hidrometeorologi, pada Kamis(16/11/23) bertempat di Gedung Diklat Kabupaten Madiun(Pemkab Lama).

Dalam Rapat Koordinasi tersebut kurang lebih di ikuti sebanyak 150 peserta.
Turut hadir juga dalam rapat koordinasi tersebut, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Madiun Boby Saktia Putra Lubis,ST.
Bersama Narasumber dari Kepala Stasiun Geofisika BMKG Nganjuk, Tekad Sumardi,dan Sekjen Forum Pengurangan Resiko Bencana Provinsi Jawa Timur(FPRB JATIM) Catur Sudharmanto S.Sos M.M.B.
Hadir pula tamu undangan dari TNI dan POLRI,Perwakilan dari seluruh OPD terkait seperti PMI, DINKES, DINSOS.
Dari unsur masyarakat,seperti dunia usaha dan dari perguruan tinggi.
Juga Lembaga Swadaya Masyarakat dan Media Masa.

Rakor dibuka dengan sambutan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun,
Boby Saktia mengatakan FPRB di Kabupaten Madiun ini baru terbentuk pada tahun lalu.
”Alhamdulillah Kab.Madiun sigap dan segera membentuk FPRB untuk meminimalisir resiko bencana” tegasnya.
“FPRB di Kabupaten Madiun ini baru terbentuk sesuai dengan SK Bupati tanggal 1 November 2022 tentang forum pengurangan resiko bencana periode 2022 sampai dengan 2025. Jadi FPRB di Kabupaten Madiun baru berumur setahun. Dari seluruh Provinsi di Jawa Timur, masih ada PR 6 Kabupaten yang belum membentuk FPRB,” paparnya.

Dengan adanya FPRB penanganan bencana akan menjadi lebih prefentif. Dengan mengurangi resiko-resiko terjadinya bencana.
Pada tahun ini resiko bencana di kab. Madiun termasuk pada kategori menengah
Datangnya bencana, tidak bisa dihindari dan dihentikan. Namun, pengurangan resiko bisa dilakukan. Baik resiko kerugian material hingga korban jiwa.

“Masyarakat selama ini bersifat responsif. Artinya,saat bencana terjadi kita baru merespon. Dengan adanya forum ini nanti kita akan merubah paradigma itu jadi preventif. Bencana tidak bisa kita hindari, bencana tidak bisa kita hentikan. Tapi lewat forum ini bencana bisa kita kurangi resikonya, kita bisa mengurangi risiko yang mengakibatkan kerugian material maupun yang menimbulkan korban jiwa,” imbuhnya.

Bapak Tekad Sudharmanto selaku narasumber yang telah bekerja puluhan tahun di BMKG mengatakan,di wilayah Kabupaten Madiun saat ini terjadi kemarau panjang karena dampak badai El Nino, juga berpotensi menimbulkan bencana longsor.
Karena tanah yang kering tanpa terairi akan menjadi kosong dan rapuh,jika terkena hujan akan terjadi longsor.
BMKG juga memprediksi bahwa cuaca ekstrem seperti saat ini tidak menutup kemungkinan bencana banjir pada tahun 2019 bisa terulang kembali.
“Kondisi geografis di Kabupaten Madiun sangat berpotensi akan terjadinya bencana. Cuaca ekstrem dari El Nino yang mengakibatkan kemarau cukup panjang, memungkinkan tingkat bencana longsor itu cukup tinggi karena di Kabupaten Madiun terdapat dataran tinggi. Dengan posisi kemarau yang cukup panjang ini, kondisi tanah yang tadinya jenuh air ini menjadi rawan apabila nanti terjadi musim hujan”.

Catur Sudharmanto juga menambahkan Prediksi BMKG, di Kabupaten Madiun akan terjadi hujan tingkat sedang dan tinggi di sekitar akhir November dan awal Desember. Kemudian,dikarenakan efek dari El Nino yang cukup lama sampai saat ini.
Dan di tahun depan karena efek badai La Nina puncak curah hujan diperkirakan akan terjadi antara akhir Februari hingga maret 2024.
Fenomena La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan di berbagai wilayah, yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor. Banjir dapat merendam lahan pertanian dan merusak tanaman, menyebabkan kerugian yang besar bagi petani. Tanah longsor juga menjadi ancaman serius, terutama di daerah yang memiliki lereng curam.
Maka dari itu beliau menghimbau agar masyrakat kab.Madiun selalu siap dan berhati-hati.

Dengan diselenggarakannya rakor FPRB ini, Boby berharap sinergitas semua pihak dapat terwujud, seluruh elemen turut aktif dalam hal kebencanaan.
“Bencana itu bukan urusan BPBD, bencana adalah urusan kita bersama. Relawan sejati itu adalah seluruh masyarakat. Harapan kami dengan adanya forum pengurangan risiko bencana ini, bisa menjadi sebuah wadah kita, seluruh unsur yang ada di Kabupaten Madiun yang nantinya saling berinteraksi untuk membantu kebencanaan yang ada di Kabupaten Madiun,” pungkasnya(Rd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *